Jumat, 03 Mei 2013

HUSNUL KHATIMAH

Tanggal 26 April 2013 atau 15 jumadil akhir 1434 H. kita semua ditinggal oleh Ustaz Jefri Al Buchori (Jefri Uje). Setiap hari sejak kepergiannya yang disebabkan oleh kecelakaan tunggal di Jalan Gedong didaerah Pondok Indah Jakarta Selatan, diberitakan, kita disuguhkan tentang cerita-cerita kehidupannya yang ditayangkan diberbagai televisi dan media massa lainnya, baik yang menyakut kehidupan pribadi dan rumah tangganya, profesi, hobi, pergaulan, serta sisi-sisi lainnya. 
Lalu, apa jejak kebaikan terakhir yang paling berharga yang ia berikan kepada umat Islam ? Jawabanya tidak lain adalah kematiannya/kepergiannya sendiri. Paling tidak minimal ada tiga jejak kebaikan dari kematiannya. 

pertama, Ustaz Uje meninggal pada malam jumat, setelah tengah malam sebagai salah satu tanda orang yang wafat dalam husnul khotimah. Tanda ini didasarkan pada hadist yang diriwayatkan Abdullah bin Umar RA. Dia mendengar bahwa Rasulullah SAW bersabda."Tidaklah seorang muslim meninggal dunia pada hari jumat atau malamnya melainkan Allah akan melindunginya dari fitnah siksa kubur." (HR. Tirmizi)

kedua, kematiannya dari kisah-kisahnya selama hidup(manqabah) yang ditayangkan berulang-ulang dan media massa mampu menggugah kesadaran dan menjadi pelajaran(ibrah) dan keteladanan (uswah) bagi yang hidup, dan

ketiga, dari cerita yang ditayangkan, almarhum memberi isyarat-isyarat menjelang kematiannya kepada orang-orang terdekat seperti yang dilakukan oleh sebagian para nabi, rasul dan sebagian orang-orang yang beriman dalam kadar dan bentuk yang berbeda.

Adapun orang-orang kafir dan lalai tidak memberikan isyarat kepada orang-orang yang ditinggalkan menjelang kematian mereka seperti isyarat yang diberikan oleh para nabi, rasul dan orang-orang beriman. Dan sebelum sebelum kematian datang, sebagian orang-orang kafir yang melupakan peringatan Allah SWT dan lalai ini akan disiksa dengan siksaan dunia yang datang secara tiba-tiba(baghtatan), Allah SWT berfirman di dalam surat al-an'am ayat 44

Karena itulah sebagian ulama salaf tidak menyukai kematian yang datang secara mendadak tanpa adanya isyarat-isyarat untuk mereka yang masih hidup dan juga dikhawatirkan tidak memberi kesempatan seseorang untuk meninggalkan wasiat dan mempersiapkan diri untuk bertobat dan melakukan amal-amal saleh lainnya. Ulama yang tidak menyukai kematian mendadak ini diantaranya imam Ahmad dan sebagian ulama mazhab syafi'i.
Namun demikian, imam an-Nawawi di dalam kitab fathul Baari menyatakan bahwa sejumlah sahabat Nabi SAW dan orang-orang soleh meninggal secara mendadak. Ia berkata,"Kematian mendadak itu disukai \oleh para muqarrabin (orang yang senantisa menjaga amal kebaikan karena merasa diawasi oleh Allah)". Hal ini juga dikuatkan oleh Abdullag bin Mas'ud RA, dia berkata "Kematian mendadak merupakan keringanan bagi seorang mukmin dan kemurkaan atas orang-orang kafir.". Perkataan Abdullah bin Mas'ud ini berdasarkan hadist dari Aisyah RA yang berkata,"Aku pernah bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai kematian yang datang tiba-tiba. Lalu beliau menjawab," itu merupakan kenikmatan bagi seorang mukmin dan merupakan bencana bagi orang-orang jahat," (HR. Ahmad). Diriwayatkan pula dari Abdullah bin Mas'ud RA dan Aisyah, keduanya berkata,"Kematian yang datang mendadak meripakan bentuk kasih sayang bagi orang mukmin dan kemurkaan bagi orang zalim." (HR. Ibnu Abu Syaibah)

Mengapa kematian mendadak ini, Yusuf bin Abdullah bin Yusuf al-Wabil, penulis kitab Asyrah as-Sa'ah menyebutkan bahwa kematian yang datang tiba-tiba atau mendadak merupakan salah satu dari tanda dekatnya kiamat. Hal ini didasarkan pada beberapa hadist Nabi yang salah satunya hadist marfu dari Anas bin Malik RA."Sesungguhnya di antara tanda-tanda dekatnya hari kiamat adalah(diantaranya) akan banyak kematian mendadak." (HR. Thabrani) Hadis ini merupakan bukti kebenaran ajaran Islam karena memang tingkat kematian mendadakndi zaman sekarang sangat tinggi yang disebabkan oleh berbagai penyakit, terutama penyakit serangan jantung, akibat pola makan dan gaya hidup yang jarang terjadi di masa lalu. oleh rakhmad Zailani k. republika jumat, 3 mei 2013/22 jumadil akhir 1434 H.